Tanaman dari keluarga Meliaceae ini
memiliki nama ilmiah Toona sureni, Merr
dan termasuk tanaman tahunan yang berbentuk pohon. Tinggi tanaman ini dapat
mencapai 20 m dan pertumbuhannya tergolong cepat.
Suren tumbuh baik di daerah dataran
rendah hingga ketinggian 2.000 m dpl. Daun kulit kayunya beraroma cukup tajam.
Namun, bagian tanaman yang sering digunakan hanya daun. Sebetulnya kulit
kayunya juga dapat digunakan sebagai penolak serangga dan aormanya pun tak
kalah menyengat dibandingkan dengan daunnya. Namun, penggunaan kulit batang
suren sebagai bahan mentah insektisida nabati tidak direkomendasikan karena
dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Alasannya, jika kulit
batang pohon suren diambil, transportasi nutrisi ke tanaman akan terganggu
sehingga pertumbuhan tanaman juga terganggu.
Secara tradisional, petani menggunakan
daun suren untuk menghalau hama serangga tanaman. Daun suren biasanya
diletakkan dipinggiran sawah untuk menghalau hama walang sangit. Bukti lainnya,
di kabupaten Sukabumi, areal pertanaman sengon (Paraserianthes falcataria) terhindar dari organisme penggangu
tanaman (OPT) karena penanamannya dicampur dengan suren. Sementara itu, jika
penanaman sengon tidak dicampur dengan suren, dipastikan akan terserang OPT,
khususnya hama kupu kuning (Eurema blanda).
Dari kenyataan tersebut, diduga pohon
suren berperan sebagai penghalau serangga (repellent)
dan dapat digunakan dalam keadaan hidup (Living
insecticide). Namun, mengingat ukuran pohon ini cukup besar, tidak praktis
jika ditanam di sekitar rumah sebagai media pengusir nyamuk. Namun, tidak ada
salahnya menanam suren jika halaman yang tersedia cukup luas sehingga tanaman
ini juga berperan sebagai peneduh.
Tanaman suren dapat dirawat dengan cara
dipangkas sehingga pertumbuhannya tidak terlampau tinggi. Meskipun masih muda,
tanaman ini sudah bisa digunakan sebagai pengusir nyamuk, asalkan daunnya sudah
lebat karena bagian daun inilah yang sering digunakan sebagai pengusir nyamuk.
Tanaman ini dapat diperbanyak secara generatif, yaitu melalui biji.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan
bahwa daun suren mengandung komponen utama surenon, surenin, dan surenolakton
yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida, dan antifeedant
(menghambat daya makan) terhadap larva serangga uji Bombyx mori atau ulat sutera. Bahan-bahan tersebut juga terbukti
merupakan repellent (pengusir atau
penolak) serangga, termasuk nyamuk. Sampai saat ini belum diketahui dan
ditemukan bukti bahwa suren berdampak negatif bagi manusia atau hewan
peliharaan.